Sewa Mobil Dari Surabaya Ke Banyuwangi

085230000053

087702845544

Harga sewa mobil dari Surabaya ke Banyuwangi minimal 2 hari, perhari Rp 500 000 harga sudah termasuk mobil Avanza dan supir. Harga belum termasuk bensin, tol dan parkir. Sewa mobil Innova Rp 650 000. Sewa mobil Pajero Rp 800 000. Pajero terbaru Rp 850 000. Harga sudah termasuk mobil dan supir. Harga belum termasuk bahan bakar toll dan parkir. Sewa mobil dari Surabaya ke Banyuwangi tetap didominasi mobil Avanza. Mobil Pajero menduduki peringkat kedua. perjalanan dari Surabaya ke Banyuwangi 6 jam 44 menit 307 Km via tol. Bahan bakar mesin atau BBM yang dibutuhkan go and back antara Rp 400 000 sampai Rp 500 000. Jalan tol hanya dapat dinikmati sampai di kota Probolinggo. Sampai awal tahun 2023, pelaksanaan jalan masih berlangsung. saat ini, masih dikerjakan dari Probolinggo ke Situbondo. Sebelum mencapai kota Banyuwangi, anda akan menikmati indahnya Taman Nasional Baluran. Sepanjang jalan dipenuhi dengan monyet. Setelah baluran, Pulau Bali akan kelihatan dari pantai Banyuwangi.

Dari Surabaya Ke Kota Banyuwangi Via Situbondo

Kota Banyuwangi terletak di Jawa Timur paling timur berbatasan dengan pulau Bali yang dibatasi Selat Bali. Kabupaten Banyuwangi merupakan kota terluas di pulau Jawa. luas wilayah Banyuwangi 5.782,50 km² terdiri dari 25 kecamatan, 28 kelurahan, 189 desa

Banyuwangi  bagian Selatan memiliki perkebunan yang ada sejak zaman Belanda. Penghasil ikan terbesar ada di kecamatan Muncar.

Penduduk asli Banyuwangi adalah suku Osing merupakan keturunan dari kerajaan Blambangan. Mereka menggunakan bahasa Osing sebagai bahasa sehari-hari. Desa Kemiren wilayah Gelagah, Banyuwangi  merupakan desa wisata. Di sini terdapat perkampungan asli warga suku Osing. Mereka masih menerapkan tradisi dan norma leluhurnya.

Pada jaman dulu, di ujung timr pulau jawa ada raja bernama Prabu Sulahkromo, dengan Patih pemberani yang masih muda dan ganteng bernama Patih Sidopekso. Sang Patih memiliki istri bernama Sri Tanjung yang cantik jelita. Kecantikannya terdengar oleh sang raja dan berniat untuk memilikinya. Sang raja mulai berpikir bagaimana cara untuk memiliki Sri Tanjung. Patih Sidopekso mendapat perintah yang tidak mungkin bisa dijalankan oleh manusia normal. Dengan tegas dan gagah berani, Patih berangkat menjalankan perintah Raja. Prabu Sulahkromo Punya kesempatan merayu Sri Tanjung. Segala cara telah dilakukan Namun cinta Sri Tanjung tetap teguh pada Patih Sidopekso. Sang Raja mulai panas dan marah karena cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.

Patih Sidopekso telah selesai menjalankan perintah lalu menghadap Raja. Sang Raja masih panas dan marah karena cintanya ditolak oleh Sri Tanjung. Akal busuknya muncul untuk memfitnah Sri Tanjung dengan mengatakan bahwa Sri Tanjung telah mendatangi raja dan merayu untuk  serong dengan Sang Raja.

Sekarang ganti Patih Sidopekso yang marah pada Sri Tanjung. sang Patih main labrak dan mendesak Sri Tanjung untuk mengakui perbuatannya. Sri Tanjung ternyata perempuan hebat yang setia pada suami. Kejujuran Sri Tanjung justru membuat Patih Sidopekso murka dan mengancam akan membunuh istri yang hebat, cantik dan setia. Luapan amarah karena rasa cemburu sang Patih sudah tidak terbendung lagi lalu menyeret Sri tanjung ke tepi sungai yang keruh dan berbau tidak sedap. Sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir Sri Tanjung kepada suaminya. sebagai bukti kejujuran, kesucian dan kesetiannya ia rela dibunuh dan jasadnya diceburkan ke dalam sungai yang berbau tidak sedap. Apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.

Sang Patih menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh menjadi jernih harum. Patih Sidopekso tanpa sadar menjerit "Banyu... wangi... Banyu... wangi..." Banyuwangi melambangkan cinta sucinya si jelita pada suami. Sampai sekarang masih terlihat kecantikan wanita banyuwangi dengan kesetiaannya terhadap suami.